Adalah hak semua orang untuk memilih pekerjaan yang dia sukai. Namun jangan jadikan idealisme itu sebagai kendala. Hal ini dikarenakan mencari pekerjaan di zaman sekarang itu bisa dibilang sulit sekali. Apalagi jumlah tenaga kerja lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kebutuhan tenaga kerja yang tersedia.
Semenjak saya lulus dari perguruan tinggi sampai sekarang, bisa dibilang saya tidak pernah pilih-pilih pekerjaan. Justru pekerjaan yang memilih saya, hahaha. Buktinya saya banyak mengalami penolakan dalam dunia kerja. Sempat lama menganggur dan tidak cemerlang di dunia karir, akhirnya saya bisa bertahan 12 tahun bekerja di sebuah perusahaan lokal lalu kemudian memutuskan berhenti bekerja.
Sebenarnya bukan keinginan saya untuk berhenti bekerja juga. Ada banyak tekanan di kantor yang membuat saya tidak tahan sebenarnya dan mungkin mantan pimpinan juga mengetahuinya namun beliau memilih diam dan tidak mempertahankan diri saya. Saya pun tidak bisa menyalahkan beliau karena tidak bisa memilih antara saudara dan karyawan lama yang sudah mengabdi seperti saya.
Bagi saya, semua sudah berlalu dan tidak ada yang perlu disesali. Sekarnag bagaimana solusi agar saya bisa melangkah ke depan untuk meraih taraf hidup yang lebih baik lagi.
Zaman sekarang saya dengar generasi Z sebagian ada yang sangat selektif dalam memilih pekerjaan mereka. Ada beberapa faktor yang membuat sebagian orang sangat pilah pilih dalam pekerjaan misalnya saja:
- Gaji
Tidak munafik, jika orang kerja itu mencari gaji yang sesuai demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Saat ini patokan gaji cukup adalah jika dibayarkan sesuai UMK (Upah Minimum Kabupaten) daerah masing-masing.
Namun tak jarang ada perusahaan yang berani membayar gaji karyawannya di atas UMK. Namun tak sedikit pula perusahaan yang membayar gaji karyawannya di bawah UMK karena merasa omzet mereka masih sedikit.
Kamu sebagai pencari kerja berhak menolak manakala tawaran pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan gaji yang diharapkan. Kalau saya pribadi saat ini melihat gaji disesuaikan dengan ongkos transportasi menuju kantor. Jika dari gaji yang saya terima masih ada sisa banyak untuk hidup, maka saya bersedia untuk menerima pekerjaan tersebut.
- Work Life Balance
Istilah ini mungkin sedang banyak digaungkan oleh para tenaga kerja produktif yang menginginkan hidup mereka bisa seimbang dengan pekerjaan. Biasanya ada karyawan yang masih suka mengurus pekerjaan mereka di sela-sela waktu libur, entah karena tuntutan perusahaan atau karena dia emang suka aja bekerja, hahaha.
Saya pernah mengalami hal tersebut dimana ketika jam sudah hampir menunjukkan pukul 24.00 WIB, saya masih dihubungi via WhatsApp oleh mantan pimpinan. Sebenarnya tidak masalah jika saya abaikan dengan alasan sudah tidur, namun beban moril sebagai karyawan menolak hal tersebut.
Kamu yang ingin punya work life balance mungkin ketika melakukan wawancara kerja sudah harus membahas di awal bahwa kamu tidak ingin dihubungi pada saat libur akhir pekan. Tapi tentu saja nanti divisi HRD yang mewawancarai kamu akan menganggap dirimu kurang punya loyalitas. Bisa-bisa kamu tidak akan diterima kerja jika di awal sudah menuntut ingin work life balance dalam berkarir.
- Lingkungan Kerja
Nah, kalau faktor ini rasanya kamu tidak akan bisa tahu sebelum nyemplung dulu sebagai karyawan di sebuah perusahaan donk, untuk tahu apakah lingkungan kerjamu toxic atau tidak.
Percayalah, hampir semua perusahaan itu pasti punya teman kerja yang toxic. Jangankan teman kerja, pimpina juga ada kok yang toxic. Tinggal bagaimana kamu bisa menyesuaikan diri saja di lingkungan kerja.
- Kesejahteraan
Bedakan antara kesejahteraan dengan gaji ya sebab terkadang gaji tidak menunjukkan kesejahteraan seorang karyawan. Misalnya saja nih kamu sudah mendapat gaji yang layak namun seringkali diminta lembur oleh pimpinan tanpa ada kompensasi satu rupiah pun. Maka bisa dikatakan pekerjaanmu kurang membawa kesejahteraan. Tapi kembali lagi, penilaian orang berbeda-beda.
Saya pribadi merasa jika dibayar sudah sesuai dan tidak ada masalah dengan job deskripsi yang diberikan pimpinan kepada saya maka tidak masalah.
Penutup
Akhir kata, pilihan hidup ada di tangan kita sendiri manakala sudah berhubungan dengan dunia kerja. Kita tahu bahwa saat ini mencari kerja sangatlah sulit bahkan usia 40++ seperti saya saja sudah dianggap jompo oleh sebagian perusahaan.
Saran saya adalah janga terlalu memilih pekerjaan, minimal jika kamu belum punya pengalaman. Bahkan yang sudah punya pengalaman kerja saja masih sulit mencari kerja apalagi yang belum punya pengalaman sama sekali.
Yang terpenting adalah tetap berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dalam mencari pekerjaan.
Posting Komentar untuk "Pilih-Pilih Pekerjaan, Salah Atau Tidak? "