Burn Out, Apakah Hanya di Pekerjaan?

 
Burn Out

Saya memang bukan seorang Psikolog, namun saya sangat tertarik mengamati apa yang terjadi di sekeliling. Biasanya saya mengamati mengenai perilaku manusia sekitar, entah itu teman, ibu maupun saudara sendiri. Bahkan perilaku suami pun sering saya analisa, wkwkwkw.

Kebiasaan memperhatikan perilaku orang-orang di sekitar saya itu sebenarnya bukan baru-baru saja, melainkan sejak saya duduk di bangku SMP sih tepatnya. Karena ketika di sekolah, saya tidak memiliki teman yang cukup banyak sehingga terkadang waktu luang lebih sering saya habiskan seorang diri. Dari situlah saya terbiasa untuk mengamati perilaku beberapa teman sekelas.

Dari mengamati sekitar, dan juga mendengar curhat teman-teman, akhirnya saya menyimpulkan bahwa setiap orang memiliki masalah dalam hidupnya. Hanya saja cara menyelesaikannya mungkin tak sama satu dengan lainnya. 

Masalah dalam hidup jika tidak diselesaikan dengan baik maka akan menjadi ganjalan. Tentu saja tidak baik bagi kesehatan jasmani serta rohani. Menurut saya, masalah kesehatan mental itu saat ini menjadi suatu hal yang penting adanya. Apalagi sekarang kita dengan mudah  menerima informasi tanpa filter. Coba tengok media sosial saat ini, bahkan masalah pribadi pun sering diunggah oleh netizen hanya demi yang namanya konten.

Salah satu masalah dalam hidup yang mempengaruhi kesehatan mental adalah burnout, dimana dapat menyerang tidak hanya pada orang yang sudah bekerja, namun semua orang yang merasa memiliki beban hidup terlalu berat dapat mengalaminya.

Pengertian Burnout dan Cara Mengatasinya

Menurut situs yang Alodokter, burnout sendiri memiliki pengertian suatu kondisi yang terjadi pada seseorang dimana mengalami stress akibat tekanan pekerjaan.

Beberapa ciri seseorang mengalami burnout antara lain:
  1. Mengalami kelelahan yang teramat sangat
  2. Murah marah tanpa alasan yang jelas
  3. Mengalami sulit konsentrasi hingga tidak betah dengan pekerjaan yang sedang digelutinya
  4. Mudah terserang penyakit.
Namun apakah burnout hanya melulu tentang pekerjaan? Ada tidak sih burnout yang dialami seseorang karena masalah selain pekerjaan? 

Menurut pendapat saya pribadi, sebenarnya burnout tidak hanya dialami oleh para karyawan saja. Semua orang bisa mengalami burnout dikarenakan telah lama melakukan pekerjaan yang cenderung statis dalam jangka waktu lama. 

Mahasiswa pun dapat mengalami kondisi burnout dikarenakan proses pembelajaran selama kuliah yang dirasa terlampau berat. Bisa dibilang mahasiswa tersebut mengalami burnout akademik dan dampaknya adalah prestasi kuliah yang semakin menurun. 

Selain pada mahasiswa, ibu rumah tangga pun dapat mengalami burnout. Menurut situs halodoc.com, kondisi ini dinamakan parental burnout dimana para orang tua yang mengalaminya merasa kelelahan yang terus menerus sehingga terkadang muncul perasaan ragu terhadap diri sendiri apakah bisa berperan sebaik mungkin sebagai orang tua. 

Bayangkan, seorang ibu rumah tangga harus mengasuh anak, melakukan pekerjaan rumah tangga setiap hari dan tentu saja melakukan kewajiban kepada suami. Belum lagi jika ibu rumah tangga juga seorang pekerja kantoran yang harus 8 jam ada di kantor. Perhatian akan terbagi-bagi antara pekerjaan dan urusan rumah. 

Jika burnout dibiarkan, maka orang-orang yang mengalaminya bisa terkena stress yang mungkin saja mengarah pada depresi. Apabila mahasiswa mengalami burnout, maka bisa saja dia tidak akan lulus tepat waktu dari kampusnya. Ibu rumah tangga yang mengalami b seeurnout, maka bisa sering sakit-sakitan dan murah marah pada pasangan serta anak. 

Apalagi jika karyawan suatu perusahaan mengalami burnout, maka dia tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Yang ada bisa ditegur oleh pimpinan dan dampak terburuknya bisa dilakukan pemecatan karena kinerja buruk karyawan tersebut. Padahal jika mau mengatasi kondisi burnout, para individu yang mengalaminya bisa kok terlepas dari syndrome itu. 

Lalu bagaimana cara mengatasi kondisi burnout agar tidak membahayakan diri sendiri, berikut tipsnya: 
  • Lakukan me time untuk diri sendiri.
  • Tidur sesuai dengan kebutuhan manusia normal yaitu 7 sampai 8 jam setiap hari.
  • Lakukan olahraga untuk menyehatkan tubuh dan sarana refreshing.
  • Berkomunikasi dengan orang terdekat yang bisa dipercaya.
  • Jauhkan diri dari lingkungan yang toxic.

Penutup

Jangan sepelekan yang namanya burnout, baik itu di pekerjaan maupun dalam aktivitas lainnya. Setiap orang butuh untuk menenangkan pikiran apabila dirasa sudah terlalu "penuh" dengan segala beban pekerjaan ataupun tanggung jawab.

Mari mulai sekarang kita peduli terhadap diri sendiri dan mulai melakukan self love. Hal ini tentu saja untuk menghindari burnout dalam hidup.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang saat ini sedang mengalami burnout. 

Posting Komentar untuk "Burn Out, Apakah Hanya di Pekerjaan?"