Hilangkan Insecure Dalam Dirimu

Daftar Isi
 
Hilangkan Insecure


Siapa di sini pembaca blog saya yang pernah atau sedang merasa insecure? Kalau iya maka hal tersebut wajar adanya kok. Kita ini manusia yang punya keterbatasan. Kadang melihat kesuksesan orang lain membuat nyali kita ciut bahkan merasa rendah diri.

Rasa minder atau rendah diri bisa menyerang siapa saja tanpa terkecuali. Bahkan seseorang yang sudah memiliki hidup mapan pun bisa jadi pernah insecure dengan kondisi hidup orang lain. Kalau kata orang Jawa namanya wang sinawang, atau mengambil kiasan: rumput tetangga lebih hidup dari rumput sendiri.

Dilansir dari satupersen.net, insecure memiliki arti sebagai suatu tindakan yang dirasakan oleh seseorang dimana ditunjukkan oleh emosi bahwa dirinya merasa menjadi inferior atau lebih rendah dari orang lain. Insecure bisa muncul dalam pribadi seorang individu jika dia merasa kekurangan, malu, dan juga bersalah. 

Misalnya saja seorang perempuan yang merasa insecure manakala melihat teman perempuannya dianggap lebih fashionable dan cantik ketimbang dirinya, sementara dia tidak. Padahal standar kecantikan itu berbeda-beda.

Saya pun pernah merasa insecure. Dari usia 20an bahkan sampai 35 akhir rasa itu masih ada. Pada artikel kali ini saya ingin sharing mengapa rasa insecure datang dan akhirnya bisa pergi dengan sendirinya. Tentu saja saya harus mengantar rasa insecure itu ke luar dari dalam diri agar tidak menjadi racun yang menyebar ke seluruh tubuh.

Ada beberapa kejadian dalam hidup yang membuat saya insecure, beberapa di antaranya:
  • Melihat teman-teman memiliki karir yang cemerlang
Apa sih yang didambakan oleh manusia kebanyakan dalam hidup ini? Yang saya tahu sih pada umumnya ingin punya kehidupan mapan dengan penghasilan bagus, kedudukan di kantor cukup bergengsi serta memiliki keluarga harmonis.

Dulu ketika lulus dari perguruan tinggi, harapan saya bisa bekerja di perusahaan bonafide. Ternyata keinginan dan cita-cita tak selalu berbanding lurus dengan takdir Tuhan. Menjadi karyawan di perusahaan biasa telah saya jalani selama hampir 11 tahun. Saya harus apa? Marah-marah? Tak Terima? Percuma!

Rezeki saya memang harus bekerja di perusahaan yang biasa-biasa saja. Toh saya juga tetap mendapat gaji bulanan. Bedanya mungkin gaji saya tidak sebesar teman-teman lain yang sudah memiliki karir mapan di instansi pemerintah atau perusahaan bonafide lainnya.

Tapi saya tetap hidup kan! Iya donk, saya masih bernafas sampai sekarang. Dengan gaji yang saya terima tiap bulan, saya masih bisa jalan-jalan ke mall kok, sama dengan yang lainnya.
  • Melihat teman-teman sudah menikah terlebih dulu
Di tahun 2009, teman-teman saya yang berusia 22tahunan sudah pada menikah dengan jodohnya masing-masing. Sementara saya yang hampir menginjak 30 tahun belum menemukan jodoh. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan wanita single, hanya karena kultur jadi dianggap sebuah hal yang menyedihkan.

Dianggap tidak laku, perawan tua dan lain sebagainya. Sempat merasa insecure? Ya pastilah. Namun tak lama karena saya melihat beberapa teman menikah di usia muda selang beberapa tahun kemudian terpaksa bercerai dengan suaminya, padahal sudah memiliki anak.
  • Insecure dalam hal keturunan
Siapa yang tidak ingin memiliki keturunan dalam sebuah hubungan pernikahan. Namun kita tidak bisa mengatur keinginan Tuhan. Yang bisa kita lakukan adalah merayu dan berdoa kepada Tuhan agar disegerakan memiliki momongan. 

Melihat teman yang menikah setelah saya memiliki keturunan lebih cepat mungkin sedikit membuat sedih dan kaget. Seiring berjalannya waktu, hati dan perasaan menjadi kebal. Ibarat tinggal di pemukiman dekat kereta api, jika tiap hari mendengar suara kereta api maka lama kelamaan terbiasa dan tidak merasa terganggu.

Apakah hidup belum berketurunan menjadikan saya dan suami bertengkar? Nyatanya tidak! Bersyukur kami berdua bahagia sampai saat ini. Kami masih bisa pergi kemana-mana berdua, bahkan seperti perangko yang menempel erat dengan amplop. Kami hanya terpisah di saat jam kerja masing-masing.

Hilangkan Insecure Dalam Dirimu Dengan Senantiasa Bersyukur

Kalau kita hitung nikmat Tuhan, rasanya tidak sebanding dengan rasa insecure yang harus mengendap di dalam sanubari. Sebab bagi saya insecure itu lebih kepada penilaian subjektif yang bisa jadi menganggap diri kita paling menderita.

Banyak cara menghilangkan insecure dalam diri kita. Saya pun mulai mengikis rasa insecure tersebut dengan banyak cara, antara lain:
  • Perbanyak rasa syukur
Di usia sekarang saya lebih banyak merenung dan bersyukur. Ketika selesai sholat, saya biasanya flashback tentang banyak peristiwa yang terjadi dalam hidup ini. Memang hidup ini tak ringan untuk dihadapi. Namun jika dianggap terlalu berat, kapan kita akan menjadi manusia yang bersyukur.

Akhirnya saya hanya akan melihat segala sesuatu dari kacamata positif saja. Jangan-jangan jika saya kaya raya, saya akan sombong dan angkuh. Mungkin Tuhan memberi saya harta tak sebanyak teman lainnya agar saya menjadi takabur.
  • Menyibukkan Diri
Semenjak mengenal blog, saya merasa punya dunia sendiri sehingga tidak sempat merasa insecure. Entahlah, semacam jalan dari Tuhan agar melarikan diri saja ke menulis jika sedang dalam kondisi down. 

Rasanya manusia pernah ada di titik terendah dalam hidup. Semua tinggal bagaimana mengatur agar titik terendah itu tidak menjadi hal yang membahayakan bagi batin kita sebagai manusia.

Carilah kesibukan agar pikiran Anda tidak melulu memikirkan insecure terhadap sesuatu hal atau seseorang. 
  • Sering-sering melihat kondisi lingkungan sekitar
Saya sering menanyakan kabar teman-teman kerja di kantor. Bagaimana kondisi anak-anak mereka, hubungan dengan orang tua serta pertanyaan yang sifatnya menunjukkan simpati. Dari cerita dan curhat teman, saya jadi bisa melihat bahwa semua orang punya masalah hidup. Dari masalah hidup teman yang mungkin lebih berat dari kita, menjadikan kita berpikir dan introspeksi.

Buat apa instrospeksi atas masalah orang lain? Jadi begini, saya memiliki teman yang anaknya ada penyakit kelainan jantung. Tentu banyak biaya yang dikeluarkan teman saya untuk pengobatan anaknya. Saya bersyukur karena tidak diberi cobaan seperti teman tersebut.

Walau mungkin hidup hampa karena belum memiliki keturunan, tapi percayalah tidak ada orang tua yang ingin terkena musibah anaknya memiliki penyakit berat.

Dari cerita saya, maka banyak sekali cara versi kalian untuk bisa menghilangkan insecure dalam diri. 

Posting Komentar