Menariknya Tema Kesehatan Mental Untuk Dibahas

Daftar Isi
 
Tema kesehatan mental
Source picture: Pexels


Entah mengapa beberapa bulan ini saya menyukai sekali tema kesehatan mental. Bisa jadi karena saya merasakan sepertinya juga terkena gangguan kesehatan mental. Dahulu kala orang mendengar kalimat kesehatan mental seperti tabu dan kalau bisa jauh-jauh dari hal tersebut. Tapi sekarang semua orang bisa dibilang concern atas isu kesehatan mental.

Blog sahabatcurhat ini bisa dibilang blog baru ya dan seperti pada umumnya blog baru biasanya berisi tulisan organik. Tentu saja tujuan dari tulisan organik itu adalah untuk mengisi kekosongan blog. Ibarat membeli ruma baru, masih kosong donk seluruh ruangannya. Penghuni rumah baru itu diharapkan membeli perabotan untuk mengisi kekosongan itu.

Jadi saya tertarik dengan isu kesehatan mental dan juga karir karena seseorang bisa terkena gangguan mental justru salah satunya di kantor. Miris bukan!

Saya ingin bercerita kalau terkadang di kantor seseorang pun mungkin terkena gangguan mental. Sebut saja pergaulan dengan teman kerja yang cenderung toxic.

Sebagai contoh di kantor, saya memiliki teman kerja laki-laki yang terlalu rumit hidupnya. Sebenarnya tidak rumit kalau dia tidak membuat kerumitan itu sendiri. Karena di kantor itu jumlah karyawan sedikit maka otomatis komunikasi pun ya hanya seputar hal itu-itu saja.

Semua orang bisa tahu masalah pribadi teman kerja yang lain. Teman kerja laki-laki saya, sebut saja namanya Z itu selalu mengeluh mengenai kondisi perekonomiannya yang serba kekurangan.

Sebenarnya tidak kekurangan banget sih, hanya saja dia dan istrinya tidak pandai mengelola keuangan. Namun saya sebagai pendengar curhatannya merasa risih dengan keluhannya terus menerus. Seolah-oleh hanya Z saja yang mempunyai masalah di dunia ini. Hellooo...

Ternyata terlalu sering mendengar curhatan Z membuat saya terganggu secara mental. Saya sampai pernah tidak masuk kerja dikarenakan takut mendengar curhat si Z dan keinginannya untuk pinjam uang kantor. Kebetulan saya selalu kasir di kantor dan Z tahu betul hal itu.

Kantor pun sering memberi pinjaman Z dikarenakan faktor ekonomi serta kesehatan sang anak yang mengalami kebocoran jantung. Sebenarnya tak masalah kantor memberikan pinjaman kepada seluruh karyawannya asal sesuai dengan gaji yang mereka terima. Tentu juga dengan alasan yang masuk akal ya. Kalau pinjam hanya untuk foya-foya sih saya tidak akan menyetujui.

Setelah saya merasakan sepertinya saya terkena gangguan kesehatan mental, maka dapat disimpulkan mengapa hal itu terjadi pada diri saya antara lain:
  • Terlalu sering menerima energi negatif
Saya jadi ingat dengan analogi ketika kita bergaul dengan penjual parfum maka akan kecipratan wanginya. Sebaliknya jika bergaul dengan penjual ikan, maka bisa jadi baju kita ikut terkena bau amis ikannya. Walau tentu saja tidak dilarang untuk bergaul dengan penjual ikan lho.

Sama seperti energi negatif yang apabila selalu kita terima tiap hari maka otomatis akan tertular pada alam bawah sadar. Contoh sederhana, kalau kita bergaul dengan teman yang suka bekerja keras maka otomatis kita akan terpacu untuk bekerja keras juga donk menghasilkan prestasi terbaik.

Z yang selalu curhat akan keadaan keluarga yang cenderung berantakan membuat saya stress dan tidak ingin terlalu intens berkomunikasi dengannya. Saya tidak ingin kecipratan aura negatif orang yang tidak pernah bersyukur.
  • Merasa terbebani dengan lingkungan dan diri sendiri
Di kantor saya seolah-olah menjadi karyawan yang terlalu dijagakan untuk bisa mendapatkan omset. Entah mengapa ada anggapan seperti itu dalam benak saya.

Akhirnya saya tidak bebas bergerak dan selalu kepikiran kondisi finansial kantor. Ada ketakutan gimana ya kalau kantor bangkrut dan lain sebagainya.
  • Tidak bisa melepaskan beban 
Beban itu tercipta bisa jadi karena diri kita sendiri. Kita terlalu memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi sesungguhnya. Sama seperti saya yang suka overthinking oleh sesuatu yang belum pasti.

Karena melihat fenomena yang terjadi pada diri sendiri, saya kira tema kesehatan mental menjadi topik yang menarik untuk dibahas.

Terkadang orang hanya ingin didengar namun tak mau mendengar. Hal inilah yang sering mengganggu pikiran saya ketika bertemu dengan orang-orang tipikal itu. Tahun 2018 saya juga pernah bergaul dengan teman yang ternyata hanya ingin memanfaatkan saya saja. Dia selalu ajak saya makan siang di luar, traktir saya di setiap makan siang kami. Namun ternyata dia punya maksud lain dalam pertemanan kami, hingga akhirnya saya putuskan untuk tak mau berteman dengannya lagi.

Posting Komentar