Sumber Gambar: Website Radio Idola Semarang |
Saya memang bukan seorang guru, namun saya bangga dengan profesi tanpa tanda jasa itu. Mungkin kalau bukan karena perpanjangan tangan seorang guru, saya tidak bisa menjadi diri yang sekarang ini, mengenyam pendidikan hingga lulus perguruan tinggi.
Memang, nyatanya mungkin tidak semua orang ingin menjadi guru. Bahkan ada yang merasa dirinya tak berbakat menjadi guru karena tidak telaten menghadapi puluhan murid di depan kelas. Nyatanya guru bukan hanya bertugas untuk mengajar mata pelajaran tertentu.
Ada banyak kewajiban guru di sekolah, bahkan guru juga berkewajiban menegur apabila ada siswa yang tidak mematuhi tata tertib di sekolah. Sudah selayaknya kita menghargai pengorbanan guru di sekolah. Meskipun hal tersebut menjadi kewajiban dari pekerjaan mereka, namun guru adalah perpanjangan tangan orang tua murid dalam mendidik anak-anaknya di sekolah.
Saat ini profesi guru tidak hanya berfokus pada aktivitas mengajar di depan ruang kelas namun juga mampu memberikan kreativitas lebih tinggi lagi agar proses belajar mengajar menjadi lebih menarik untuk para siswanya.
Kita tahu sendiri saat ini perkembangan dalam dunia pendidikan makin dinamis bahkan para siswa juga memiliki karakteristik masing-masing sehingga guru pun harus jeli sehingga tidak bisa menyamaratakan proses belajar mengajar di semua tingkatan kelas.
Adalah seorang Nurul Aeni dimana dia seorang guru dari Jawa Barat yang memiliki kegelisahan terhadap kompetensi guru saat ini. Dari kegelisahannya itu, Nurul Aeni berinisiatif mendirikan KOMED yang memiliki kepanjangan Komunitas Media Pembelajaran.
KOMED sendiri di kemudian hari berada di bawah tata kelola Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa (LPI DD) dimana menjadi wadah belajar bagi guru–guru berkarya menghasilkan media pembelajaran berkualitas,
Diharapkan dengan adanya KOMED juga para guru dapat meningkatkan kompetensi mereka melalui beragam aktivitas dan pengayaan.
Program pengayaan materi pengembangan kompetensi guru dilakukan dalam bentuk kegiatan seperti:
- Lokakarya
- Pelatihan
- Seminar
- Diseminasi karya media yang dibuat para guru.
Selain itu juga siswa pastinya ingin berada dalam suasana belajar mengajar yang menarik agar suasana tidak membosankan. Pembelajaran yang menarik tentu dapat meningkatkan prestasi siswa di sekolah.
Yang jadi permasalahan menutu Nurul Aeni adalah masih banyak guru yang memiliki keterbatasan dalam akses maupun ide dalam mengemas media pembelajaran. Tentu saja hal itu menjadi kekurangan tersendiri namun bukan berarti tidak dapat diperbaiki.
Nurul Aeni optimis dengan terbentuknya KOMED ini bisa menjadi sarana untuk mengembangkan media pembelajaran sehingga pada tahun 2014 KOMED pun berdiri dengan misi membantu guru agar lebih berdaya dan inovatif dalam mengajar.
Diharapkan melalui KOMED, para guru dapat berkolaborasi untuk saling berbagi pandangan dan ide terkait media pembelajaran.
Didirikan di Jawa Barat, KOMED mulai berkembang dan diterima di kalangan tenaga pendidik dan berkembang menjadi wadah yang dinamis.
Ada lebih dari 300 guru yang tersebar di berbagai daerah Indonesia bergabung di KOMED. Komunitas ini mengadakan berbagai kegiatan seperti:
- Arisan Media
- Lomba Cipta Media Pembelajaran
- Workshop
- Fun KOMED Activities.
Dari gagasan Nurul Aeni ini kita dapat melihat bahwa komunitas yang memberdayakan guru untuk berkreasi dan berpikir kreatif dapat menghasilkan output lebih maksimal ketika guru melakukan aktivitas belajar mengajar di kelas.
Pada tahun 2019, KOMED menggelar Lomba Cipta Media Pembelajaran Nasional di Kota Bandung, Jawa Barat, yang diikuti 60 guru kreatif dari berbagai sekolah. Lomba Cipta Media Pembelajaran Nasional mengusung tema ”Guru Kreatif Kunci Pembelajaran Aktif” dimana para peserta akan membuat ragam media pembelajaran seperti:
- Board game
- APE (Alat Permainan Edukatif)
- Flash card
- Media sederhana/digital dari bahan-bahan bekas yang telah disiapkan.
Gagasan Nurul Aeni dan Prestasinya di SATU Indonesia Awards
Siapa sangka jika gagasan Nurul Aeni mengenai pembentukan KOMED ini mengantarkan dirinya meraih penghargaan SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards pada tahun 2022 di bidang pendidikan mewakili Provinsi Jawa Barat.
SATU Indonesia Awards sendiri merupakan apreasiasi dan penghargaan yang rutin diseleggarakan oleh PT. Astra International, Tbk setiap tahunnya. Penghargaan ini diberikan kepada para anak muda Indonesia yang berkontribusi pada beberapa bidang kegiatan antara lain Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Teknologi dan Kewirausahaan.
Semoga ke depannya para guru di seluruh sekolah di Indonesia makin kreatif dalam membuat media pembelajaran dalam upaya mengembangkan sistem pendidikan terbaik.
#APA2025-ODOP
Referensi:
https://greatedunesia.id/hgn-edu-fest-2022/bangga-komed-sabet-penghargaan-di-ajang-satu-indonesia-awards-2022/2022/
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/09/08/kisah-nurul-aeni-bersama-komed-dalam-memberdayakan-guru-lewat-media-pembelajaran
https://www.dompetdhuafa.org/komed-sabet-penghargaan-tingkat-provinsi-pada-ajang-13th-satu-indonesia-awards-2022/
https://www.radioidola.com/2023/nurul-aeni-inisiator-komunitas-media-pembelajaran-komed-dari-jawa-barat/
https://republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/19/11/22/q1dctv313-komed-tantang-guru-kreatif-bandung-berkreasi
Posting Komentar untuk "Nurul Aeni Berdayakan Guru Melalui Komunitas Media Pembelajaran"