Mendampingi Anak Untuk Kost di Luar Kota: Ini yang Harus Dilakukan Orangtua

Daftar Isi
 
Mendampingi Anak Untuk Kost di Luar Kota

Kedua kakak saya ketika melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, mereka kost di luar kota. Tentu saja orangtua saya mengajarkan kami untuk tidak bergantung kepada keluarga besar. Memang, almarhum Bapak memiliki dua orang adik yang tinggal di Surabaya namun beliau tidak ingin anak-anaknya menyusahkan keluarga besar.

Ketika kedua kakak melanjutkan SMA di Surabaya, memang beberapa hari menginap di rumah adik dari Bapak, namun itupun tak lama. Hal ini dikarenakan beberapa hari di rumah adik Bapak itu digunakan untuk mencari kost kakak saya.

Nah, berbicara mengenai melanjutkan pendidikan di luar kota, sebenarnya ada beberapa manfaat positif bagi anak yang menjalani, sebut saja:
  • Melatih kemandirian dan kedisiplinan anak
Jauh dari orangtua tentu tidak menyenangkan. Homesick pasti iya, kangen rumah, kangen masakan Ibu, kangen kasur di kamar. Namun melanjutkan pendidikan di luar kota selain karena keinginan anak yang bersangkutan, bisa jadi merupakan keinginan orangtua juga. Ada beberapa faktor misalnya saja di kota asal mereka, pendidikan dirasa kurang berkualitas, atau jurusan yang diinginkan anak tidak ada di kota tempat tinggal mereka. 

Nah, solusinya bisa dengan menyekolahkan anak ke luar kota atau luar pulau. Jauh dari orangtua tentu memiliki tantangan tersendiri bagi anak. Yang biasanya bergantung pada alarm Ibu, alias selalu dibangunkan oleh Ibu, kini jika anak merantau ke luar kota akan bergantung pada kedisiplinan mereka sendiri.

Yang biasanya segala keperluan anak disiapkan oleh Ayah dan Ibu, apabila mereka merantau ke luar daerah harus mulai memikirkan kebutuhan diri sendiri. Di sinilah waktunya menempa mental seorang anak sebagai anak kost harus bisa bertanggung jawab atas diri sendiri.
  • Melatih anak mengatur keuangan pribadi
Ketika merantau karena sekolah ke luar daerah, tentu orangtua akan mengirimkan uang saku bulanan kepada anak. Bagaimana caranya agar uang saku bulanan itu cukup sampai 30 hari ke depan. Apabila memiliki orangtua yang disiplin dan tegas, jika anak meminta dikirim uang di pertengahan bulan, maka orangtua akan menolak keinginan anak dengan asumsi anak tidak dapat mengelola uang. 

Namun jika memiliki orangtua yang penuh belas kasih, maka apapun alasan anak yang kehabisan uang di pertengahan bulan akan ditoleransi, sehingga akan berupaya untuk mengirimkan uang.

Tidak ada yang salah dengan 2 tipe orangtua tersebut, namun sebagai anak tentunya kita harus bisa memahami bahwa orangtua punya tanggung jawab besar khususnya dalam mencari nafkah untuk seluruh keluarga.

Lalu, ketika pertama kali anak merantau ke luar daerah untuk melanjutkan pendidikan tentu diharapkan orangtua turut mendampingi guna mempersiapkan segala sesuatunya. Sama halnya dengan kedua kakak yang melanjutkan SMA di Surabaya, dimana almarhum Bapak ikut mendampingi anak pertama kali menjalani hidup sebagai anak kost.

Adapun yang dilakukan orangtua ketika mendampingi anak untuk kost pertama kali di luar daerah, misalnya saja:

1. Mencarikan tempat kost yang baik untuk anaknya

Mencari tempat kost memang harus diupayakan selektif agar tidak menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Apalagi jika anak tersebut baru pertama kali hidup berjauhan dari orangtua. Berdasarkan pengalaman yang saya lihat ketika Ibu Bapak memilih tempat kost untuk kedua kakak, maka harus kost yang sejenis dan tidak bercampur dengan lawan jenis.

Bapak Ibu juga mengharuskan kedua kakak tinggal di kost yang ada pemilik rumahnya, dan bukan hanya dijaga oleh pembantu rumah tangga. Hal ini dipilih agar ketika ada pemilik rumah, para anak kost akan sungkan apabila ada niat untuk melanggar norma kesopanan.

2. Mempersiapkan dengan cara membeli segala keperluan anak pertama kali kost

Pastinya pertama kali kost harus memiliki barang-barang pribadi, sebut saja perlengkapan mandi, stok makanan ringan, dan lain sebagainya. Jika masih bisa diupayakan membawa beberapa barang dari rumah, maka akan sedikit menghemat biaya.

Namun jika tidak memungkinkan karena terburu waktu, maka anak kost harus membeli di kota perantauan. Ayah Ibu harus prepare biaya dan juga sekaligus penentu barang apa saja yang sebaiknya dibeli anak. Tentu saja agar tidak mubazir, Ayah Ibu lebih tahu pastinya dalam pengelolaan kebutuhan bulanan anak.

3. Memberi nasihat kepada anak yang pertama kali kost

Biasanya nasihat akan lebih didengar manakala anak langsung praktik di lapangan. Orangtua yang ikut mendampingi anak kost pertama kali akan berusaha menanamkan norma apa saja yang harus dilakukan oleh anaknya.

Tentu saja hal ini berdasarkan pengalaman pribadi saya ketika ikut Ibu mendampingi kakak perempuan yang hendak bersekolah di Surabaya. Namanya anak kost pasti tidak ada pengawasan orangtua. Orangtua hanya bisa percaya pada anak dan jangan sampai disalahgunakan.

Ibu juga selama ikut kakak kost pertama kali banyak memberi nasihat kepada kakak untuk menjaga kepercayaan beliau. Saya yang masih SD kelas 5 hanya bisa mendengar tanpa tahu makna yang terdalam dari pembicaraan kedua orang tersebut.


Posting Komentar